Iron Maiden: Flight 666 dvd

Bagaimana bisa sebuah band heavy metal, tanpa dukungan radio dan media mainstream bisa berhasil dan memiliki sebuah pesawat jet penumpang? Sebuah manajemen yang bagus, tentunya. Film Iron Maiden: Flight 666 tidak mendokumentasikan bagaimana dan behind the scene sebuah manajemen yang dipimpin oleh Rod Smallwood, tapi setelah kalian menyaksikan film dokumenter ini, tidak mungkin kalian tidak berpikir bagaimana cerdasnya Rod Smallwood memutar uang dalam band tanpa harus kehilangan attitude dan image bandnya. Sinting.

Iron Maiden: Flight 666 adalah sebuah film dokumenter [rockumentary!] tentang perjalanan tour Iron Maiden, Somewhere Back In Time Tour, ke 23 titik dan 13 negara sepanjang 50.000 mil dalam 45 hari, dengan Ed Force One, pesawat 757 pribadi mereka. Dan tidak hanya itu, Ed Force One juga dikendalikan langsung oleh vokalis Bruce Dickinson yang memang seorang pilot handal. Band heavy metal mana yang memiliki personil pilot profesional? Saya kira hanya Maiden. Disutradarai oleh fans Maiden juga, Sam Dunn dan Scot McFadyen, yang sudah dikenal dari karyanya Metal: A Headbanger’s Journey dan Global Metal, film ini memang cukup bombastis dan memilik dasar cerita yang sangat menarik.

Dibuka dari konser Iron Maiden yang sold out di Mumbai, India [kenapa oh kenapa mereka tidak hadir di Indonesiaaaa], dokumentasi kemudian flashback ke hari pertama Maiden berangkat, dan berlanjut ke Australia, Jepang, Costa Rica, Chile, Brazil, dan seterusnya hingga 13 negara. Laki perempuan dari berbagai umur, fans yang selalu menyambut mereka, chanting, “Maiden! Maiden!”, juga selalu mengerubungi mereka di airport, hotel. Ini menjadi sebuah bukti kalau Maiden memiliki die-hard fans dimana-mana dan jaminan show akan menjadi sebuah momen yang monumental terutama untuk hidup sang fans.
Sebagai musisi senior dalam musik rock dan heavy metal, tidak ada gila-gilaan setelah manggung disini, tida kseperti Pantera home video, misalnya. Tapi tidak mengurangi keseruan film ini, beberapa dokumentasi menggambarkan bagaimana normalnya para personil Maiden ketika mereka memiliki waktu luang diantara jadwal tour yang padat. Profesionalitas Maiden sebagai entertainer sangat tinggi dan menginspirasi. Rutinitas mereka yang dilakukan dengan passionate memang menjadikan band ini pantas menyandang band papan atas dunia, dan tetap menjadi band yang menghindar dari selibritas. Cameo dari Ronnie James Dio, Vinny Appice, Kerry King, Lars Ulrich, Sepultura, Pat Cash [atlet tenis, juara dunia Wimbledon], dan lainnya juga menghiasi film dokumenter ini.

Somewhere Back In Time Tour 2008 ini sendiri sebenarnya adalah reinkarnasi World Slavery Tour 1985, hanya saja dengan setlist lebih banyak dengan beberapa lagu yang diambil dari album Somewhere In Time, Seventh Son Of The Seventh Son, No Prayer For The Dying dan Fear Of The Dark. Tujuan tour ini adalah memberi dengar para fans muda setlist yang sebenarnya belum pernah mereka saksikan sebelumnya, dimana tour-tour terbaru mereka biasanya menampilkan lebih banyak lagu-lagu terbaru dari album–album terakhir. Fans baru dapat menyaksikan lagu “Rime Of The Ancient Mariner”, misalnya. Bagaimana musik Maiden begitu menyentuh fans mereka, seperti seorang fans yang mendapatkan stik drum Nicko McBrain, menangis lama karena terharu dan senang karena akhirnya dapat menyaksikan Maiden dan mendapatkan memorabilia yang tidak disangka, membuat Maiden adalah The Beatles versi heavy metal, hanya saja media mainstream tidak pernah merekam hal ini.

Sebagai film dokumenter, mungkin film ini tidak se-berkesan film Dunn dan McFadyen sebelumnya, mungkin karena narasi oleh Dunn disini tidak banyak, karena toh cerita sudah mengalir langsung. Tapi tetap saja film ini dapat dinikmati oleh mereka yang bukan fans Maiden, dan memperlihatkan stamina band yang sangat besar. Dalam DVD, terdapat DVD terpisah setlist mereka, 17 lagu dalam 2 jam. Dan kembali, kalian akan kagum kepada Rod Smallwood, manajer mereka.

Director: Sam Dunn & Scot McFadyen
Executive Producer: Rod Smallwood
Producer: Sam Dunn & Scot McFadyen
Cinematography: Martin Hawkes

[arian13]

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger